Kamis, 18 Maret 2010

Mahasiswa Demo, Banyak Indikasi KKN di Madina

Friday, 06 February 2009
Madina,(APIndonesia.Com). Puluhan massa dari Aliansi Pemuda Pelajar Mandailing Natal, Sumut, Kamis (5/2)
melakukan aksi demo. Mereka menyatakan sikap protesnya terkait pembangunan jembatan di wilayah Pantai Barat
Madina yang amburadul dan diduga dalam proyek itu banyak terjadi KKN.
“Sesuai perinsip bersama bahwa selama korupsi, kolusi dan nepotisme masih merajalela, Madina yang
madani tidak akan pernah terwujud,” kata Agussalam Nasution Kordinator dan Ketua PP Keluarga Besar
Mahasiswa Madina (GABEMA) Medan. Lihat saja, kata Agussalam, jembatan Aek Papata Km 16, Desa Salebaru,
Kecamatan Muara Batanggadis, jembatan tersebut belum sempat dipakai tapi sudah ambruk. Kemudian pembangunan
jembatan Lubuk Losung sepanjang 20 meter dan perbaikan jalan dengan target akan selesai 4 Januari 2009 namun
sampai 5 January 2009 belum selesai juga. “Padahal dananya diduga kuat sudah dicairkan sebesar 70
%,” tuturnya lagi. Belum lagi, masih kata Agussalam, galian Abutmen 37 meter, nyatanya dikerjakan cuma 1,5
meter. Juga terdapat pembangunan jembatan Batang Laping Satu sepanjang 36 meter tetapi sudah ambruk dan
jembatan menuju kecamatan Hutabargot sejak 5 tahun lalu tetapi tidak kunjung selesai. “Selesaikan itu dan siapa
yang bertanggung jawab?” tandasnya. Agussalam Nasution yang didampingi Siti Hawa Lubis, Sul Fahmi
Nasution, Ahmad Sait Pulungan, Irwansah Pulungan, meminta kepada Angggota DPRD Madina supaya memanggil
Kadis. “Auditor-auditor BPK RI juga kita harap segera melakukan audit investigasi khusus dan yang sangat kami
harapkan agar KPK turun ke Madina, Sumut,” tegas Agussalam. Ditempat terpisah, Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Cabang Madina juga menyatakan sikap terkait adanya dugaan penyimpangan penggunaan Dana Alokasi Khusus
(DAK) tahun 2008 untuk pendidikan di Madina. Setelah terbukti nanti, HMI meminta agar Bupati Madina secepatnya
memberhentikan Kadis Pendidikan Madina, H.Samad SE, karena diduga telah menyalahgunakan jabatannya. HMI
menuntut, sesuai dengan peraturan yang berlaku di negeri ini Kepala Dinas Pendidikan Madina harus bisa
mempertanggungjawabkan dana DAK pendidikan sejak tahun 2006 sampai 2008. “Masyarakat Mandailing Natal
juga kita minta berpartisipasi melakukan pengawasan terhadap penggunaan dana DAK,” kata Pengurus HMI,
Darto Siregar didampingi Andra Syukur dan Faisal Ardiansyah. Darto melanjutkan, dengan adanya indikasi kuat
terdapat kecurangan di tubuh Dinas Pendidikan Madina kami mendesak Kapolres Madina dan Kajari Madina untuk
mengusut tuntas. “HMI Cabang Madina juga akan melaporkan adanya dugaan penyimpangan jabatan dan
kebijakan indikasi kecurangan terhadap dana APBN DAK Pendidikan,” tegas Darto. (Khoirullah Lubis/Safruddin
Nasution).
:: Situs Berita Indonesia ::
http://

Gabema Madina: Pengeroyokan Terhadap LSM dan Wartawan Sangat Bertentangan dengan Prinsip Masyarakat Madani

Gabema Madina: Pengeroyokan Terhadap LSM dan Wartawan Sangat Bertentangan dengan Prinsip Masyarakat Madani
Posted in Marsipature Hutanabe by Redaksi on April 25th, 2007

Medan (SIB)
Pengeroyokan terhadap pengurus salah satu LSM dan wartawan oleh sejumlah massa yangterjadi di Wilayah Sungai Nipah, Desa Tabuyung Kec Muara Batang Gadis Kab. Madina, Selasa (17/4) selain merupakan tindak pidana, perbuatan itu juga sangat bertentangan dengan cita-cita daerah untuk mewujudkan masyarakat Madina yang madani. Demikian disampaikan oleh Agussalam Nasution Ketua umum Keluarga Besar Mahasiswa Mandailing Natal (GAPEMA MADINA) kepada wartawan di Medan, Jum’at (20/4).
Agussalam menjelaskan bahwa ada 3 pilar utama masyarakat madani, yaitu LSM/Ormasy, Pers dan Mahasiswa/Perguruan Tinggi. Kalau memang kita ingin mendirikan masyarakat madani ketiga pilar ini harus senantiasa dilindungi dan diberdayakan. Bagaimana mungkin motto “Madina yang madani” bisa menjadi kenyataan kalau ternyata apa yang menjadi pilar dari masyarakat madani itu sendiri senantiasa kita rongrong bahkan kita hancurkan. Ini tidak ubahnya dengan kita ingin mendirikan sebuah rumah tapi tiang-tiang dan fundamen dari rumah yang mau kita bangun itu senantiasa kita rubuhkan. Kalau ini yang terus kita lakukan jangan harap Madina yang madani akan bisa terwujud.
Oleh sebab itu GABEMA MADINA meminta supaya pemerintah Kab. Madina senantiasa memberdayakan dan menghormati setiap aktivitas LSM, wartawan dan mahasiswa, jangan ketika LSM itu misalnya diam atau pers membuat berita yang bagus-bagus tentang kinerja pemerintahan, pemerintah berpuas diri dan ketika ada LSM atau wartawan yang mengkritisi, pemerintah marah dan menindas LSM/wartawan tersebut. Sementara itu kepada aparat yang berwenang GABEMA MADINA juga meminta supaya memproses kasus pengeroyokan tersebut sampai tuntas dan berharap supaya kejadian serupa tidak terulang kembali karena sangat bertentangan dengan motto Kab Madina “Madina yang madani”.
Agussalam menyebutkan, sebagaimana informasi yang diterima oleh GABEMA MADINA, bahwa pengeroyokan terhadap LSM dan wartawan itu bermula dari adanya pengaduan dari masyarakat kepada LSM 100, LSM Khatulistiwa dan LSM Cakrawala tentang akan dibukanya areal perkebunan di wilayah Kec. Muara Batang Gadis. Berdasarkan pengaduan itu sejumlah LSM dan wartawan, termasuk kontribusi TPI turun ke Desa Tabuyung, melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar, terkait dugaan penyerobotan lahan masyarakat. Setelah melakukan wawancara dengan masyarakat mereka menuju areal perkebunan. Namun tiba-tiba sekelompok massa “menghujani” mereka dengan pukulan mengakibatkan luka-luka dan terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Natal. (Rel/m)

Selasa, 23 Februari 2010

JANGAN PILIH CALEG TAK RAMAH LINGKUNGAN

MEDAN, MANDIRI
Semakin dekatnya Pemilu Legislatif 2009 membuat konstalasi dan persaingan politik antar Caleg dan antar partai semakin panas terlebih setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menetapkan bahwa daftar urut Caleg tidak menjadi penentu untuk menduduki sebuah kursi legislatif.

mandiri/alian nafiah siregar)

POSTER CALEG. Sejumlah poster caleg tampak dipasang di pepohonan Jalan Mongonsidi, Medan, Jumat (2/1). BEM IAIN SU mengimbau agar masyarakat jangan memilih caleg yang tidak ramah lingkungan. (foto: mandiri/alian nafiah siregar)

Ketua BEM IAIN SU Taufik Umri bersama Sekjennya Agussalam Nasution kepada wartawan baru-baru ini di Medan mengatakan, tingginya persaingan politik merebut kursi legislatif sebetulnya sudah lama terasa hal ini terindikasi dengan ramainya poster ataupun spanduk partai dan caleg yang bertebaran di berbagai sudut kota.
Medan sendiri sebagai kota terbesar di luar Jawa akhir-akhir ini bagaikan rimba spanduk. Tidak masalah sebetulnya kalau pemasangan poster dan spanduk itu diletakkan pada tempatnya akan tetapi yang terjadi kita lihat betapa banyaknya bendera, poster dan spanduk yang dipasng disembarang tempat. Hal ini tentuntunya menyebabkan pemandangan kota Medan semakin semakin semeraut.
“Kami bukannya tidak setuju dengan pemampangan poster, bendera dan spanduk para caleg hal itu sebetulnya bagus untuk sosialisasi dan pengenalan diri caleg kepada masyarakat, akan tetapi yang menjadi masalah adalah ketika poster, gambar, dan bendera itu dipampangkan disembarang tempat terlebih-labih lagi banyak poster dan gambar caleg itu yang dipampangkan atau ditempelkan di pepohonan, hal ini tentunya tidak bagus karena bisa merusak pohon-pohon tersebut yang notabenenya sebagai penyumbang oksigen dan penjaga kelestarian lingkungan. Kita BEM IAIN-SU mengecam partai-partai dan caleg yang menempelkan posternya di pepohonan karena perbuatan tersebut sangat merugikan lingkungan dan kalau masih ada partai/caleg yang menempelkan posternya di pohon, itu merupkan bukti kalau partai atau caleg tersebut adalah partai atau caleg yang yang tidak peduli terhadap lingkungan dan partai atau caleg seperti itu tidak layak untuk dipilih menjadi anggota legislatif pada Pemilu 2009 ini,” tutur Taufik Umri.
Agussalam Nasution menambahkan, masya-rakat hendaknya jeli untuk menilai para kandidat caleg yang akan dipilih pada Pemilu nanti. [ali]

Kategori: Medan Metropolitan
Ditandai: ,